Monday, November 12, 2007

resensi buku evaluasi

RESENSI BUKU

Judul : PENGANTAR EVALUASI PENDIDIKAN

Penulis : Prof.Anas Sudijono
Penerbit : PT Raja Grafindo Persada

Cetakan : Pertama ,

Tahun :2006
Tebal :488halaman.

Salah satu komponen pendidikan yang setidaknya harus dipahami seorang guru adalah evaluasi . keterkaitan evaluasi melekat pada orang guru untuk menilai atau pun mengukur sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang telah diajarkan kepada siswa dan pelaku stakeholder itu sendiri maupun pihak-pihak yang terkait didalam dunia pendidikan. Dalam evaluasi setidaknya ada beberapa ketentuan atau langkah-langkah yang biasanya ada dalam setiap evaluasi,pertama mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran dengan menggunakan tehnik-tehnik ukuran dengan satu ukuran yang biasanya bersifat kuantitatif ,kedua, menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk penilaian ini biasanya bersifat kualtatif dan yang ketiga , mengadakan evaluasi yang melibatkan kedua langkah tersebut yakni mengukur dan menilai dengan melalui berbagai pertimbnggan – pertimbangan serta tehnik – tehnik dalam penentuan kebijakan selanjutnya,apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dan apakah perubahan itu berpengaruh dalam dunia pendidikan pada umumnya ataupun pihak sekolah pada khususnya sebagai pelaku kebijakan atau stakeholder.

Pada dasarnya evaluasi membawa dampak yang signifikan bagi keberlangsungan kegiatan pendidikan dengan adanya evaluasi kita akan dapat informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian serta upaya tindak lanjutnya akan seperti apa ?juga berguna untuk menggambarkan ,memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.

Sebagai seorang guru evaluasi pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan proses KBM ,banyak akan timbul pertanyaan - pertanyaan baru bagi proses pengembangan dunia pendidikan , apakah terjadi sebuah transformasi pendidikan kearah yang lebih baik ataukah malah kearah yang kurang baik setidaknya seorang leader atau pemimpin bisa membaca setiap kondisi yang ada .

Penting seorang evaluator melihat berbagai program yang ditawarkan pihak pengelola pendidikan sebagai suatu masukan untuk memberikan rekomendasi tentang kemanfaatan suatu program dilanjutkan atau tidak program tersebut . sebuah program biasanya tidak hanya menerapkan satu dua variabel saja melainkan banyak pertimbngan yang harus jadi masukan – masukan bagi proses selanjutnya karena tidak bersifat pasti seorang evaluator hendaknya melihat dari berbagai sisi tidak hanya satu sisi saja dalam menyikapi permasalahan yang ada.

Buku ini secara lugas ,terperinci memaparkan dasar bagaimana hendaknya menguasai tehnik-tehnik ataupun langkah langkah yang ada dalam evaluasi pendidikan Dipaparkan secara komprehensif oleh penulisnya yang sudah lama berkecimpung dalam pendidikan, bagaimana melakukan evaluasi dengan baik serta menggunakan konsep dan teori yang bagus bagi khazanah dunia penddikan

Tuesday, November 6, 2007

syarat evaluator,perbedaan internal dan eksternal

SYARAT EVALUATOR , PERBEDAAN EVALUATOR EKSTERNAL DAN INTERNAL

1. Persyaratan untuk menjadi seorang evaluator:

* Mampu melaksanakan, yaitu bahwa seorang evaluator harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.

* Cermat, yaitu dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dienaluasi.

* Objektif, yaitu tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya dan mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.

* Sabar dan tekun, yaitu dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data, danmenyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.

* Hati-hati dan tanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekliruan yang diperbuat, berani menanggung resiiko.

2. Perbedaan evaluator eksternal dan internal:
Evaluator eksternal adalah orang-orang yang tidak terkait dalam kebijakan dan implrmentasi program. Mereka berada diluar dan diminta oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program atau keterlaksanaan kebijakan yang sudah dilaksanakan.
Evaluator internal adalah petugas enaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang dievaluasi.

Perbedaannya:
Evaluasi eksternal:

* sulit untuk mengetahui tentang program lebih banyak

* lebih dapat objektif

* lebih kritis dan lebih mencari hal-hal atau informasi yang lebih penting

Evaluasi internal:

* lebih mengetahui tentang program daripada orang lain

* sulit untuk 100% objektif

lebih banyak mengetahui hal-hal yang sifatnya kontekstua

Monday, October 1, 2007

Macam-macam Validitas

VALIDITAS

VALIDITAS atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur (…. a valid measure if it succesfully measure the phenomenon), seseorang yang ingin mengukur tinggi harus memakai meteran, mengukur berat dengan timbangan, meteran, timbangan merupakan alat ukur yang valid dalah kasus tersebut. Dalam suatu penelitian yang melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, maslah VALIDITASmenjadi tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.

Mengingat pentingnya masalah validitas . Maka tidak mengherankan apabila Para Pakar telah banyak berupaya untuk mengkaji masalah validitas serta membagi validitas ke dalam beberapa jenis, terdapat perbedaan pengelompokan jenis-jenis validitas, Elazar Pedhazur menyatakan bahwa validitas yang umum dipakai tripartite classification yakni Content, Criterion dan Construct, sementara Kenneth Bailey mengelompokan tiga jenis utama validitas yaitu : Face validity, Criterion Validity, dan construct validity, dengan catatan face validity cenderung dianggap sama dengan content validity. Berikut ini akan dikemukakan beberapa jenis validitas yaitu :

  • Validitas Rupa (Face validity). Adalah validitas yang menunjukan apakah alat pengukur/instrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Menurut Djamaludin Ancok validitas rupa amat penting dalam pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan keterampilan.
  • validitas isi (Content Validity). Valditas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya test bidang studi IPS, harus mampu mengungkap isi bidang studi tersebut, pengukuran motivasi harus mampu mengukur seluruh aspek yang berkaitan dengan konsep motivasi, dan demikian juga untuk hal-hal lainnya. Menurut Kenneth Hopkin penentuan validitas isi terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini Dia berpendapat bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan analisis logis yang sistematis, lebih lanjut dia menyatakan bahwa sebuah instrumen yang punya validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya belum tentu benar.
  • Validitas kriteria (Criterion validity). Adalah validasi suatu instrumen dengan membandingkannya dengan instrumen-pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka instrumen tersebut mempunyai validitas kriteria. Terdapat dua bentuk validitas kriteria yaitu : validitas konkuren (Concurrent validity), validitas ramalan (Predictive validity). validitas konkuren adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran untuk mengukur gejala tertentu pada saat sekarang kemudian dibandingkan dengan instrumen pengukuran lain untuk konstruk yang sama. validitas ramalan adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran memprediksi secara tepat dengan apa yang akan terjadi di masa datang. Contohnya apakah test masuk sekolah mempunyai validitas ramalan atau tidak ditentukan oleh kenyataan apakah terdapat korelasi yang signifikan antara hasil test masuk dengan prestasi belajar sesudah menjadi siswa, bila ada, berarti test tersebut mempunyai validitas ramalan.
  • validitas konstruk (Construct Validity). Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel validasi konstruk (penentuan validitas konstruk) merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi dan validasi kriteria.

Lebih jauh Jack R. FraenkelI meneyatakan bahwa untuk mendapatkan validitas konstruk ada tiga langkah di dalamnya yaitu :

2.2. Variabel yang akan diukur harus didefinisikan dengan jelas

2.3. Hipotesis, yang mengacu pada teori yang mendasari variabel penelitian harus dapat membedakan orang dengan tingkat gradasi yang berbeda pada situasi tertentu

2.4. Hipotesis tersebut diuji secara logis dan empiris.

Dalam upaya memperoleh validitas konstruk, maka seorang peneliti perlu mencari apa saja yang menjadi suatu kerangka konsep agar dapat menyusun tolok ukur operasional konsep tersebut. Pencarian kerangka konsep menurut Djamaludin Ancok dapat ditempuh beberapa cara :

a. Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan oleh para akhli yang tertulis dalam buku-buku literatur.

b. Mendefinisikan sendiri konsep yang akan diukur, jika tidak diperoleh dalam buku-buku literatur

c. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden.

Mengingat pentingnya pendefinisian suatu konsep yang ingin diukur, maka seorang peneliti perlu mencermatinya, sebab definisi suatu konsep perlu dikembangkan dari mulai definisi teoritis, definisi empiris, sampai definisi operasional (dapat dipadankan dengan konsep teori, konsep empiris, konsep analitis/operasional, atau dengan konsep, dimensi, dan indikator) pemahaman definisi tersebut dapat dijadikan awal yang strategis untuk penjabaran konsep sampai diperoleh indikator, untuk kemudian disusun item-item yang diperlukan untuk sebuah instrumen penelitian.

Sementara itu Elazar J. Pedhazur mengemukakan tiga pendekatan dalam Validasi konstruk yaitu : 1). Logical analysis; 2). Internal structure analysis; 3). Cross-structure analysis. Analisis logis dalam konteks validasi konstruk dimaksudkan untuk membentuk hipotesis pembanding sebagai alternatif penjelasan berkaitan dengan konstruk/konsep yang akan diukur, hubungan antar konsep dan yang sejenisnya. Dalam pendekatan ini langkah yang diperlukan adalah pendefinisian konstruk/konsep, penentuan kesesuaian isi item dengan indikator, serta penentuan prosedur pengukuran.

Analisis struktur internal merupakan pendekatan kedua dalam validasi konstruk, analisis ini berkaitan dengan validitas indikator dari suatu konsep/konstruk, artinya indikator-indikator yang digunakan bersifat homogin (dalam tingkatan minimum) serta mengukur konsep yang sama (terdapatnya kesesuaian antara indikator-indikator dengan konsepnya).Sementara itu analisis struktur silang berkaitan dengan pengkajian analisis internal dari masing-masing konsep terhubung (yang unobservable) yang dihubungkan pada tataran empirisnya (indikator), sebab pada tataran inilah suatu hipotesis diuji.

2.3.1.1. Perhitungan/pengujian validitas Instrumen

Apabila langkah-langkah tersebut di atas telah dilakukan, paling tidak langkah penjabaran konsep yang kemudian diikuti dengan penyusunan item-item instrumen, maka perhitungan statistik dapat dilakukan untuk perhitungan/pengujian validitas instrumen pengukuran. Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi internal (sering juga disebut validitas item atau discriminating power/daya diskriminasi item), dalam arti sampai sejauh mana item-item mampu membedakan antara individu yang memiliki dan tidak memiliki sifat dari item pengukuran, hal ini berarti juga bahwa item-item dalam instrumen mengukur aspek yang sama. Dalam hubungan ini langkah yang dilakukan adalah dengan cara mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total.

Dalam melakukan perhitungan korelasi antara skor item dengan skor total dapat menggunakan rumus korelasi Product moment apabila nilai-nilai skala telah dilakukan konversi menjadi interval (atau secara langsung dianggap interval dengan mengacu pada pendapat bahwa nilai skala dapat diperlakukan sebagai data interval), atau menggunakan rumus korelasi tata jenjang (Rank-Spearman). Untuk memperjelas cara perhitungannya berikut ini akan dikemukakan contoh perhitungan korelasi Product momen (cara perhitungan dengan berbagai variasi dapat dilihat dalam Bab 4) dan korelasi tata jenjang Spearman.

Sebuah instrumen penelitian/pengukuran terdiri dari 10 item dan disebarkan pada 10 orang responden dengan hasil skor seperti dalam tabel 2.2. perhitungan korelasi dilakukan untuk tiap item dari item nomor 1 sampai item no 10, untuk contoh perhitungan akan diambil item no 2

Tuesday, September 25, 2007

membuat rapor

Nama Madrasah : MI. DARUL HIDAYAH
Kelas : 1 B

Alamat : Jl. KH. Manshur Poris Pelawad Indah Semester ke :1

Nama Siswa : husain umar Tahun Pelajaran:2006/2007

Nomor Induk : 06 11 95

A.

Mata Pelajaran

Aspek Penilaian

Nilai

Catatan Guru

Angka

Huruf

1.

Pendidikan Agama Islam

Alhamdulillah penguasaan seluruh aspek bagus, tingkatkan terus semangat kompetensi belajar untuk menuju yang terbaik

a. Qur’an dan Hadits

Penguasaan Ilmu

90

Sembilan puluh

Membaca

90

Sembilan puluh

Menghafal

90

Sembilan puluh

Menulis

80

Delapan puluh

Penerapan

90

Sembilan puluh

b. Aqidah Akhlak

Penguasaan Ilmu

90

Sembilan puluh

Penerapan

85

Delapan puluh lima

c. Fiqih

Penguasan Konsep

87

Delapan puluh tujuh

Penerapan

85

Delapan puluh lima

d. SKI

Penguasan Konsep

Peneladanan

2.

Pendidikan Kewarganegaraan

Pengusan Ilmu

86

Delapan puluh enam

Penerapan

82

Delapan puluh dua

3.

Ilmu Pengetahuan Sosial

Pengusaan Ilmu

85

Delapan puluh lima

Penerapan

85

Delapan puluh lima

4.

Bahasa Indonesia

Pengusaan Bahasa

90

Sembilan puluh

Selamat, terus tingkatkan prestasimu dan selalu bersyukur kepada Allah AWT.

Mendengarkan

90

Sembilan puluh

Berbicara

85

Delapan puluh lima

Membaca

90

Sembilan puluh

Menulis

90

Sembilan puluh

5.

Bahasa Arab

Pengusaan Bahasa

86

Delapan puluh enam

Mendengarkan

85

Delapan puluh lima

Berbicara

90

Semblan puluh

Membaca

90

Sembilan puluh

Menulis

85

Delapan puluh lima

6.

Matematika

Pengusaan llmu

85

Delapan puluh lima

Penalaran dan Komunikasi

80

Delapan puluh

Pemecahan Masalah

80

Delapan puluh

7.

Ilmu Pengetahuan Alam

Pengusaan Konsep

90

Sembilan puluh

Keterampilan Pengetahuan Alam

85

Delapan puluh lima

8.

Seni Budaya dan Keterampilan

Keterampilan Seni

78

Tujuh puluh delapan

Kerajinan

70

Tujuh puluh

9.

Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

Permainan dan Olah Raga

60

Enam puluh

Aktivitas Pengembangan

60

Enam puluh

Uji diri/Senam

B.

Muatan Lokal

a. B Inggris……………….

Membaca

80

Delapan puluh

Menulis

80

Delapan puluh

b. Sempoa…….......................

Pengusaan Ilmu

80

Delapan puluh

Penerapan

80

Delapan puluh

C.

Pengembangan Diri

a. ………………..

b. ………………..

Jumlah Nilai

3014

Tiga ribu empat belas

Nilai Rata-rata

83.72

Delapan puluh tiga koma tujuh dua

Nama Madrasah : Mi darul Falah
Kelas : 1 B

Alamat : Jl. KH. Manshur Poris Pelawad Indah Semester ke : 1

Nama Siswa : huasin umar Tahun Pelajaran : 2006 / 2007

Nomor Induk : 06 11 95

PERILAKU

1. Kelakuan : Sikap /perilaku terhadap teman dan guru sudaj sangat baik

2. Kerajian dan Kedisiplinan : Kerajianan dan kedisiplinan sudah sangat baik

3. Kerapiahan : Kerapaihan dalam berpakian dan bertindak sudah baik

4. Kebersihan : Dalam menjaga kebersihan masih perlu motivasi

KEGIATAN BELAJAR PEMBIASAAN

1. Rutin : Upacara, Tadarrus

2. Spontan : Jabat tangan, mengucapkan salam, sopan santun, membuang sampah

Ketidakhadiran

Hari

1. Sakit

3

2. Izin

1

3. Tanpa Keterangan

1

Diberikan di : Cipondoh

Tanggal : 30-12-2006

Mengetahui

Orang Tua/Wali wali kelas

(abdulWardi) (nurseh a)